Minggu, 27 Juni 2010

Setting Internet IM3 Paket GPRS

Alasan saya menulis artikel ini adalah karena banyak dari teman-teman saya (saya juga) bingung dalam proses penyetingan Internet IM3 Paket GPRS. Menariknya Paket GPRS IM3 ini karena konsumen cukup membayar Rp 5000 untuk akses internet selama 4 jam. Mungkin bila menggunakan handphone paket tersebut tidak terasa terlalu menguntungkan,lain ceritanya apabila digunakan dengan perangkat modem yang disambungkan ke komputer. Akses internet murah dengan kecepatan yang lumayan. Berikut setting yang harus dimasukkan sebelum menggunakan paket ini:

Access Point Name (APN) : indosatgprs
User Name : indosat@durasi
Password : indosat@durasi
Dialled Number : *99#

Dan perlu diingat bahwa paket internet hanya berlaku jika pulsa reguler yang tersedia minimal Rp 5000. Kekurangan dari paket ini adalah apabila konsumen telah menghabiskan jatah 4 jam tersebut maka pulsa reguler akan terpakai, dan tanpa disadari habis dalam waktu 50 menit. Untuk itu saya juga membuat sebuah timer yang telah disetting untuk 4 jam. Tinggal nyalakan ketika sudah tersambung.

Time Counter IM3

Rabu, 23 Juni 2010

Bagaimana Antibiotik Bekerja

Antibiotik merupakan racun yang selektif. Maksudnya antibiotic bekerja pada sel tertentu saja, dalam hal ini bakteri. Antibiotic dibagi menjadi dua golongan berdasarkan mekanismenya :
- Bakteriosida, antibiotic ini membunuh secara langsung. Misalnya dengan menghancurkan membran dar bakteri tersebut. Atau dengan cara mencegah bakteri mensintesis senyawa yang menjaga kelangsungan hidupnya.
- Bakteriostatik, jenis antibiotic ini tidak membunuh bakteri secara langsung, namun lebih kearah pencegahan reproduksi bakteri. Antibiotic ini akan mengintrupsi materi genetic dari si bakteri sehingga bakteri berhenti membelah.

Sedangkan menurut cakupannya,antibiotic dibagi dua juga :
- Spektrum sempit, antibiotic ini khusus menangani satu jenis bakteri dengan tingkat “kemanjuran” relative tinggi.
- Spektrum luas, walaupun bisa menangani banyak jenis bakteri sekaligus namun tingakt “kemajurannya dibawah antibiotic spectrum sempit.


Daftar Acuan
Artikel non-personal,2009,How do Antibiotics Work?,http://www.antibioticresistance.org.uk/, http://www.antibioticresistance.org.uk/ARFAQs.nsf/ 2f87bc309e63df2d80256c8c004c707d/e424da333d67a98680256caa00393d78?OpenDocument, diakses 29 Oktober 2009, 17:16

Tips Mencegah Bau Mulut

Secara medis bau mulut disebut halitosis. Halitosis dapat disebabkan kurangnya kebersihan mulut, konsumsi makanan tertentu ataupun karena suatu penyakit serius. Konsumsi makanan tertentu dapat menyebabkan bau mulut karena ketika zat makanan tersebut diangkut oleh aliran darah ke paru-paru maka aroma udara di paru-paru akan terpengaruh. Menyikat gigi atau berkumur dengan mouthwash akan menghilangkan bau ini untuk sementara namun bau tersebut akan kembali sampai zat makanan tersebut dibuang. Salah satu contoh makanan yang memengaruhi bau mulut adalah bawang bombai.
Beberapa penyakit seperti infeksi gusi akan memnyebabkan bau mulut karena aktivitas bakteri di dalam mulut akan menghasilkan zat asam yang tidak hanya menimbulkan bau yang tidak enak tapi juga merusak gigi. Beberapa jamur dan karies juga dapat menyebabkan bau mulut. Xerostomia atau mulut kering juga menjadi salah satu penyebab bau mulut. Hal ini berkaitan dengan fungsi ludah sebagai pembersih dan penetral ringga mulut. Beberapa penyakit lain yang dapat menyebabkan bau mulut antara lain gangguan ginjal, diabetes, sinusitis, gangguan lever, asam refluks kronis, dan gangguan postnasal.


Lalu bagaimankah cara menghilangkan bau mulut?

1. Periksa ke dokter gigi secara teratur. Setidaknya 6 bulan sekali.
2. Banyak minum air putih untuk menggelontorkan sisa makanan dan merangsang produksi air liur.
3. Terapkan pola makan yang sehat.
4. Sikatlah gigi anda setelah makan. Dan ganti sikat gigi setelah 3 bulan.

Hormon Tumbuhan

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “merangsang”. Namun secara istilah ilmiah, hormon adalah sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian organisme. Hormon merupakan suatu senyawa yang dihasilkan suatu bagian tubuh kemudian diangkut ke bagian tubuh laindan memicu respon dari jaringan tujuan tersebut. Sifat unik lain dari hormone adalah bahwa senyawa kimia ini hanya diperlukan dalam konsentrasi yang sangat kecil untuk merangsang perubahan besar pada suatu organisme.

A. Auksin

Auksin merupakan sebutan untuk semua jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan keleoptil, meskipun memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun dikotil. Pada tumbuhan auksin yang diekstraksi berupa senyawa yang dinamai asam indolasetat.
Tempat sintesis utama auksin adalah meristem apical. Auksin berpengaruh hanya pada rentang konsentrasi 10-8 sampai 10-3 M. Pada konsentrasi diluar itu auksin tidak akan merangsang pemanjangan sel. Hal ini terjadi karena auksin akan merangsang pembentukan gas etilen yang akan menghambat kerja auksin.
Auksin bergerak dari meristem apical ke bagian tumbuhan lain dengan kecepatan 10 mm per jam melalui jaringan parenkim. Transpor auksin merupakan transpor polar yang berarti transport tersebut tidak dapat bergerak dengan arah sebaliknya dan membutuhkan energi. Mekanisme dari transport auksin melibatkan pompa-pompa proton yang akan menimbulkan perbedaan keseimbangan H+ antara bagian luar dan dalam sel.
Dengan adanya perbedaan keseimbangan H+ maka suasana dinding sel menjadi asam, hal ini akan memutus ikatan hydrogen antara mikrofibril-mikrofibril selulosa, sehingga serat-serat dinding sel menjadi longgar. Dampakya sel akan menyerap air lebih banyak dan bertamah panjang.
Auksin memiliki fungsi selain untuk pertumbuhan primer (pemanjangan) tumbuhan, ausin juga merangsang permbelahan sel cambium permbuluh dan memengaruhi diferensiasi xylem sekunder.

Untuk menambah pemahaman mengenai kinerja hormon auksin, maka disediakan link untuk mempraktekkannya.
PRAKTEK HORMON AUKSIN di fungsihormonauksin.blogspot.com


B. Sitokinin

Istilah sitokinin digunakan untuk senyawa-senyawa kimia yang merangsang pembelahan sel. Senyawa sitokini yang paling umum adalah zeatin yang dinamai demikian karena pertama kali di temukan pada jagung (Zea mays). Dan keunikan dari sitokinin adalah kinerjanya yang dipengaruhi oleh hormone-hormon lain khususnya auksin. Sitokinin paling aktif disintesis oleh jaringan-jaringan yang sedang aktif membelah seperti akar, embrio dan buah.
Pada mekanisme pembelahan sel, kinerja sitokinin sangat dipengaruhi oleh konsentrasi auksin. Berdasarkan eksperimen terhadap jaringan parenkim yang dikulturkan.
• Apabila pada jaringan hanya terdapat auksin maka jaringan tersebut hanya mengalami pertambahan massa namun tidak dengan jumlah sel.
• Apabila pada jaringan hanya terdapat sitokinin maka tidak membawa pengaruh apa pun.
• Apabila konsentrasi auksin > konsentrasi sitokinin maka akan terbentuk akar.
• Apabila konsentrasi auksin < konsentrasi sitokinin maka akan terbentuk tunas.

Sitokinin juga berfungsi sebagai anti penuaan karena senyawa ini menghambat perombakan protein dan merangsang pembentukan protein dan RNA.


C. Giberelin

Hormon giberelin pertama kali ditemukan di Asia pada tumbuhan padi yang terkena penyakit “benih bodoh”. Penyakit ini menyebabkan perpanjangan padi yang tak terkendali sehingga padi yang terinfeksi patah dan roboh. Pada tahun 1926, seorang ilmuwan Jepang, E.Kurosawa, menemukan penyebab penyakit itu adalah fungi yang bergenus Gibberella. Fungi tersebut mensekresikan sejenis zat kimia yang menyebabkan pemanjangan yang tak terkendali, kemudian zat kimia tersebut diberi nama giberelin. Sampai saat ini 80 jenis giberelin yang berbeda telah ditemukan.
Produksi giberalin yang paling besar berada pada akar dan daun muda. Meskipun demikian pangaruh giberelin hanya pada batang dan daun. Pada batang giberelin bersama auksin merangsang pemanjangan dan pembelahan sel batang. Giberelin juga berpengaruh pada perkembangan buah. Namun kinerja giberelin harus dibarengi dengan control auksin. Salah satu contoh pengaplikasian giberelin adalah pada buah anggur Thompson yang tumbuh besar dan terpisah jauh antara buah yang lain. Perkecambahan biji juga dipengaruhi oleh giberelin, karena setelah sebuah biji mengimbibisi air,giberekin akan dibebaskan dan mengakhiri dormansi biji.

D. Asam Absisat

Ketika auksin,sitokinin dann giberelin merangsang pertumbuhan, asam absisat justru memiliki fugsi menghambat. Hal ini sangat menguntungkan jika sebuah tumbuhan mengahadapi lingkungan yang tidak mendukung. Sebagai contoh adalah asam absisat yang dihasilkan oleh tunas terminal akan menmbentuk primordial daun untuk berkembang menjadi sisik yang melindungi tunas selama musim dingin. Selain itu asam absisat juga menghambat perkembangan kambium.
Pada perkecambahan, asam absisat bekerja secara antagonis dengan giberelin. Suatu biji tidak akan berkecamabh jika konsentrasi asam absisat lebih besar dari konsentrasi giberelin atau dalam beberapa kasus seperti pada tumbuhan gurun, biji baru berkecambah setelah asam absisat pada biji dilarutkan oleh air hujan. Juga terdapat beberapa tumbuhan yang memerlukan stimulus berupa cahaya untuk memicu perombakan asam absisat. Namun rasio konsentrasi asam absisat-giberelin lah yang memiliki pengaruh paling besar.


E. Etilen

Berbeda dengan hormone lain, etilen berbentuk gas. Etilen memiliki pengaruh seperti penuaan pada tumbuhan, pematangan buah,dan penguguran daun. Produksi etilen sangat dipengaruhi oleh konsentrasi auksin.
Pengaplikasian gas etilen yang paling umum adalah proses “pengeraman” buah agar segera matang. Sebagai contoh jika seseorang meletakan buah apel yang matang bersama dengan beberapa buah apel muda di tempat tertutup, maka buah apel muda akan lebih cepat menjadi matang jika dibandingkan dengan jika buah apel muda diletakkan begitu saja di tempat terbuka. Hal ini terjadi karena gas etilen yang dihasilkan buah apel tua terakumulasi dan memengaruhi buah yang lain.

Daftar Pustaka
Campbell, A. Neil , Jane B. Reece, Lawrance G. Mitchell.2002. Biology. Jakarta : Erlangga

Gambar
wordbiology.files.wordpress.com/...
rbgsyd.nsw.gov.au

Kamis, 17 Juni 2010

Ribosom



Penemuan ribosom diplopori oleh G. Garnier yang melaporkan bahwa sel kelenjar eksokrin mengandung komponen basofil yang banyak. Substansi ini diwarnai dengan pewarnaan basa. Kemudian Garnier member nama substansi tersebut ergastoplasma atau cairan kerja. Ergastoplasma sering dijumpai pasda sel – sel dengan tingkat metabolisme tinggi. Dengan penemuan mikroskop electron, para ilmuwan mendapati bahwa ergatoplasma merupakan sejumlah granula dengan ukuran 20 nm dan sering ditemukan di membran reticulum endoplasma.
Ribosom merupakan organel sel yang berperan dalam sintesis protein. Keabnormalan pada ribosom mengakibatkan dampak serius pada pembentukan enzim hingga organ. Dengan diameter 20 -25 nm membuat ribosom tidak tampak pada mikroskop cahaya. Ribosom sendiri merupakan bentuk lain dari RNA yang digulung oleh suatu protein. Dengan mikroskop electron, ribosom tampak terdiri dari dua sub unit yang memiliki perbedaan ukuran, yang biasa disebut sub unit kecil dan sub unit besar. Ribosom pada organism eukariot memiliki sub unit besar dengan dimensi 11,5 x 14 x 23 nm dan sub unit kecil berdimensi 20 nm. Pada prokariot, sub unit besar berdimensi 15 x 20 x 20 nm dan sub unit kecil 6 x 20 x 22 nm.
Terdapat tiga jenis ribosom dalam sel :
1. Ribosom bebas, ribosom ini terdapat di sitoplasma dan memiliki fungsi membuat beberapa protein plastid dan mitokondria ( yang tidak diproduksi oleh organel tersebut), semua protein yang berikatan dengan nucleus dan badan mikro, protein yang ditujukan untuk permukaan dalam membrane plasma dan protein yang berakhir di sitoplasma.
2. Ribosom yang terikat di mitokondria, berfungsi mesekresikan protein, menyusun protein membrane yang berada di permukaan medium ekstraseluler, protein lisosom, dan protein yang berada dalam badan golgi.
3. Ribosom mtikondria dan ribosom plastid, berfungsi menyusun protein yang dikode oleh genom organel tersebut.

Daftar Pustaka
Diktat Biologi Sel, FMIPA UI

Daftar Gambar
http://www.mb.au.dk/

Spermatogenesis dan Oogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma. Spermatogenesis berlangsung di testis. Pada testis terdapat jaringan bernama tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdapat banyak sel germinal yang akan berubah menjadi sperma melalui meiosis (Johnson 2002 : 1202). Sel germinal yang sudah siap bermeiosis dinamakan spermatosit primer yang diploid. Proses meiotik pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder dengan 23 kromosom. Kemudian setiap spermatosit sekunder bermeiosis yang disebut meiosis kedua yang menghasilkan 2 spermatid. Spermatid-spermatid inilah yang akan berubah menjadi spermatozoa dewasa dengan bantuan sel sertoli (Johnson 2002 : 1202).
Proses pematangan sel germinal menjadi sel gamet pada wanita disebut oogenesis. Oogenesis terjadi di ovarium. Sel germinal pada pria akan berbuah menjadi spermatosit primer, namun pada wanita sel germinal akan membentuk oosit primer. Oosit primer akan mengalami meiosis menjadi sebuah oosit sekunder dan sebuah badan polar yang masing-masing hanya memiliki 23 kromosom (Johnson 2002 : 1208). Badan polar adalah sebuah sel kecil yang berisi sedikit sitoplasma, diproduksi bersama oosit dan nantinya akan terdegradasi (wordnetweb.princeton.edu). Oosit sekuder dan badan polar masing-masing akan melakukn meiosis kedua yang akan menghasilkan satu badan polar dan ovum pada oosit sekunder, dua badan polar oleh badan polar yang dihasilkan pada meiosis pertama (Johnson 2002 : 1208).


Daftar Pustaka
Johnson, George B. 2003. The Living World. Ed. ke-5. McGraw-Hill, New York : 79 hlm.

Kromosom Politen

Kromatin adalah materi DNA yang diorganisasikan bersama protein histon. Kromatin terdapat pada inti sel dan hanya tampak sebagai materi kabur ketika sel tidak dalam fase mitosis (Campbell dkk. 2002: 120). Kromatin dibagi menjadi dua jenis; eukromatin dan heterokromatin (Campbell dkk. 2002: 369). Eukromatin merupakan kromatin yang kaya akan gen dan memiliki warna yang lebih terang dibanding heterokromatin. Sedangkan heterokromatin adalah kromatin yang miskin akan gen sehingga tidak ditranskripsi. Kromatin jenis ini berwarna lebih gelap (King 1974: 104-136).
Kromosom politen adalah kromosom khusus yang mengandung banyak salinan DNA yang terbentuk melalui proses endoreplikasi (Herskowitz 1977: 245). Endoreplikasi merupakan peristiwa penggandaan kromosom yang terjadi pada interfase namun tidak mengalami sitokinesis yang akan membagi kromosom baru ke sel-sel baru sehingga salinan DNA dalam suatu sel banyak dan menumpuk. Semakin sering peristiwa ini terulang semakin besar kromosom politen yang terbentuk dengan ikatan yang stabil. Pembentukan kromosom politen membentuk struktur yang berselang-seling antara bagian terang dengan bagian gelap. Bagian terang (band) yang kaya akan gen mengandung 90 % berat dari keseluruhan kromosom sedangkan bagian gelap (interband) hanya 10 % dari berat kromosom karena bagian gelap tidak banyak memiliki gen (Goodenough & Levine 1974 : 141-142).
Kromosom politen umumnya ditemukan pada beberapa jaringan tahap larva Diptera karena organisme pada tahap larva membutuhkan banyak pasokan protein, karenanya organisme tersebut memerlukan kromosom politen. Kromosom politen paling banyak terdapat pada kelenjar saliva dibandingkan jaringan lainnya; badan malphigi, lemak dan usus. Kromosom politen mengandung kopi DNA dalam jumlah besar yang akan menjadi cetakan pembentukan protein (Herskowitz 1977: 245; Fairbanks & Anderson 1997: 309; Handerson 1998: 20; Summer 2003: 184) Secara umum, kromosom politen terbentuk dari 5 macam kromosom yang menyambung pada sebuah sentromer, ini menyebabkan kromosom politen terlihat seperti gulungan kawat. Kromosom X, Y dan 4 merupakan kromosom telosentrik dengan satu lengan, sedangkan kromosom 2 dan 3 merupakan kromosom metasentrik dengan dua lengan (Brooker 2005: 211).
Aplikasi kromosom politen antara lain adalah untuk mengamati dan mengidentifikasi perubahan gen pada kromosom, mengamati perubahan gen terhadap lingkungan, dan memberi pemahaman mengenai mekanisme kerja gen (Gardner 1972: 213).
Penggunaan larutan asetokarmin pada praktikum bertujuan untuk memberi warna pada kromosom politen sehingga mudah untuk diamati melalui mikroskop.

Daftar Pustaka
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi. Terj. dari Biology; oleh Lestari, R. dkk. Erlangga, Jakarta: xxi + 438 hlm.

Herskowitz, Irwin H. 1977. Principles of Genetics. Ed. ke-2. Collier Macmillan Publishers, London: xxiv + 245 hlm.

Brooker, Robert J. 2005. Genetics : Analysis & Principle. McGraw Hill, New York: xxii + 211 hlm.

Fairbanks, D.J., & W. Ralph Anderson. 1997. Genetics : The Continuity Of Life. Brooks / Cole Publishing Company, United States of America: xix + 820 hlm.

Gardner, Eldon J. 1972. Principles of Genetics. Ed. ke-4. John Wiley & Sons, Inc, United States of America : xi + 213 hlm.

Goodenough, U & Levine, R.P. 1974. Genetics. Holt, Rinehart and Winston, United States of America: xiv + 141-142 hlm.

Handerson, Daryl S. 1998. Drosophila Cytogenetic Protocol. Humana Press, New Jersey: 459 hlm.

King, Robert C. 1974. A Dictionary of Genetics. Ed. ke-2.Oxford University Press,London: 104-136.

Snustad, Peter D. & Michael J. Simmons. Principle of Genetics. Ed. ke-3. John Wiley & Sons, Inc, United States of America: xix + 141.

Sumner, Adrian T. 2003. Chromosomes: Organization and Function. Blackwell, United Kingdom: vii + 184.

Stomata

Proses penguapan dan pernapasan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh stomata. Stomata secara umum memiliki pengertian sebagai bagian daun tempat keluarnya gas dan uap air. Pada kebanyakan tumbuhan, stomata memiliki sel penjaga dan sel tetangga. Sel penjaga adalah sel yang membentuk bukaan dari stomata tersebut. Pergerakan sel penjaga dipengaruhi oleh banyak faktor rangsangan seperti suhu, kelembapan dan gerakan. Terkadang ditemukan klorofil pada sel penjaga, hal tersebut diperlukan karena kebutuhan energi untuk bergerak harus dipenuh dalam waktu yang singkat. Sel tetangga adalah sel yang letaknya bersebelahan dengan sel penjaga.
Terdapat beberapa macam pembagian stomata menurut letak, bentuk sel penjaga dan bentuk sel tetangga yang akan dijleskan berikut :

A. Letaknya terhadap sel epidermis

a. Phanerofor
Letak stomata sejajar dengan sel epidermis. Mayoritas dari tumbuhan memiliki stomata denga tipe ini. Contoh : Adam hawa ( Rhoeo discolor )
b. Kriptofor
Letak stomata di bawah sel epidermis. Tumbuhan yang memiliki stomata tipe ini biasanya hidup di tempat kering. Contoh : Bunga mentega (Nerium oleander)

B. Bentuk sel penjaga

a. Ginjal
Bentuk dari sel penjaga menyerupai ginjal. Mayoritas tumbuhan memiliki tipe ini. Contoh : Daun Adam-Hawa ( Rhoeo discolor)
b. Barbel
Bentuk datar ditengah dan membulat diujung. Pemilik stomata tipe ini adalah dari keluarga Zea.

C. Bentuk Sel Tetangga


a. Anisositik
Terdapat sel penjaga yang bentuknya berlainan. Contohnya pada Cocor bebek ( Kalanchoe sp.).
b. Animositik
Sel tetangga tidak dapat dibedakan dengan sel epidermis disekitarnya. Contohnya pada Paku sarang burung ( Asplenium nidus ).
c. Parasitik
Letak sel tetangga paralel dengan sel penjaga. Contoh pada Eichornia crassipes.
d. Tetrasitik
Terdapat empat sel penjaga yang letaknya paralel dan seri dengan sel penjaga. Contoh Adam hawa(Rhoeo discolor).

Kebanyakan dari stomata terdapat pada bagian bawah daun untuk mengurangi penguapan berlebihan, namun pada tumbuhan air seperti tertai, stomata terdapat dibagian atas daun.